Play Therapy Untuk Korban Pelecehan Seksual Anak Di Bawah Umur – Usia dini merupakan momen dimana mereka bisa tumbuh lebih dewasa hingga sukses menggapai cita – cita. Akan tetapi kasus negatif mulai dari penyalahgunaan obat – obatan terlarang, minuman keras hingga pelecehan seksual menjadi sasaran empuk bagi mereka. Itu karena usia di bawah 15 tahun terlihat sangat agresif dalam berkarya. Ironisnya mereka masih belum cukup matang dalam menjiwai kerasnya kehidupan. Sehingga hari – hari mereka sering dipenuhi dengan tanda tangan besar.
Rccmsc – Beberapa negara telah mencatatkan kasus pelecehan seksual pada anak di bawah umur. Sehingga para korban tak hanya nyaris kehilangan masa depannya, melainkan mengalami gangguan mental yang berlebihan. Sehingga trauma yang mereka alami masih terus membayang – bayangi kehidupan sehari – hari.
Beberapa pakar psikolog dunia pun berhasil mencari jalan keluar yang terbaik bagi korban pelecehan anak di bawah umur. Tak henti – hentinya mereka mensukseskan program tersebut untuk menjamin generasi bangsa. Salah satu program yang telah teruji secara ampuh yaitu Play Therapy. Dan berikut merupakan aplikasi program tersebut, di antaranya;
1. Selalu Berikan Hiburan yang Bermanfaat
Anak di bawah umur yang mengalami pelecehan seksual memang selalu tampak murung dan tidak ingin membuka diri terhadap lingkungan sekitar. Walau sebelumnya mereka terlihat ceria dan bahagia, namun rasa trauma yang mendatanginya seakan – akan membubarkan semua cita – cita tentang masa depannya. Program Play Therapy sangat berguna dengan cara memberikan hiburan yang bermanfaat.
Dimana hiburan tersebut tidak selalu menjuru pada kesenangan sesaat, melainkan secara rutin dan terus – menerus. Tujuannya agar anak tersebut tidak terlalu terbebani ketika sudah mengalami hal – hal buruk beberapa waktu lalu. Dengan menjalankan aktivitas tersebut, maka mereka bisa melupakan apa yang telah terjadi. Sehingga potensi untuk membangun masa depan yang lebih cerah pun tampak berpeluang.
2. Orang Tua Harus Berperan Aktif
Di satu sisi setiap orang tua korban harus berperan lebih aktif. Karena pada umumnya ayah atau ibu lebih tahu bagaimana sikap anak setiap hari. Namun kebanyakan peran ibulah yang selalu menjadi acuan utama setiap anaknya. Arena secara garis mereka, ibu rumah tangga lebih sering berada di rumah dari pada ayah. Jadi mereka bisa memberikan doktrin yang lebih menjuru pada potensi masa depan.
Namun akan lebih baik lagi jika keduanya sama – sama memiliki peran yang lebih agresif. Sebab setiap anak memerlukan kasih sayang dan arahan dari kedua orang tua dari pada kakek nenek atau mungkin saudara dekat. Maka dari itu sesering mungkin keduanya harus meluangkan banyak waktu agar anak tersebut tidak terlalu depresi sehingga rasa trauma mereka terhadap kasus pelecehan seksual bakal hilang dengan mudah.
Baca juga : 6 Terapi Hati Bagi Para Korban Pelecehan Seksual
3. Sering Datangkan Guru Pembimbing
Dan bila kedua hal di atas masih kurang maksimal dalam mengarahkan anak yang mengalami gangguan pelecehan seksual, maka Play Therapy yang terakhir adalah sering mendatangkan guru pembimbing. Karena peran seorang guru terutama wali kelas sangat dekat dengan kepribadian setiap siswa. Jadi mereka bisa menjadi orang tua kedua yang siap menampung segala suka dan duka pada anak.
Sikap hormat para siswa terhadap guru tentu jauh lebih berharga dari pada seribu orang tua. Dengan cara itulah masalah buruk yang menimpa anak bisa langsung teratasi. Sehingga mereka tak kan lagi mengingat kejadian negatif yang diyakini merusak masa depan yang telah terencana sejak lama.