Layanan Terapi untuk Menangani Trauma Pelecehan Seksual – Kasus pelecehan seksual sudah sepantasnya mendapat tindakan hukum yang seadil-adilnya karena trauma yang korbal rasakan bukan hal remeh. Untuk menanggulangi trauma pelecehan seksual, perlu adanya layanan terapi khusus.
Tingkatan stress yang korban alami berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain. Tanpa penanganan yang tepat, korban cenderung mengalami trauma berkepanjangan yang biasa dikenal dengan nama Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Jenis Terapi untuk Trauma Pelecehan Seksual
Mengingat buruknya dampak trauma akibat pelecehan seksual, sudah seharusnya korban memperoleh penanganan tepat melalui psikoterapi. Secara umum ada 3 jenis psikoterapi yang cukup efektif untuk mengatasi PTSD akibat pelecehan seksual, kekerasan atau sebab lainnya.
1. Terapi Kognitif
CBT (Cognitive Behavioral Therapy) merupakan istilah lain dari terapi kognitif perilaku. Kognitif mengacu pada mental atau cara berpikir. Tujuan dari terapi tersebut adalah melatih individu dalam berpikir dan berperilaku. Oleh sebab itu, ahli menyebut metode ini sebagai terapi kognitif perilaku.
Terapis akan membantu korban untuk mengubah cara berpikirnya yang berpotensi mengganggu emosi maupun aktivitas harian mereka. Apabila terapi berhasil, korban perlahan-lahan mampu mengendalikan pikirannya tentang kejadian yang lalu sehingga mereka lebih berpikir positif.
Mengolah perasaan dan pikiran negatif melalui terapi kognitif perilaku korban menjadi lebih stabil. Cara kerja dari terapi ini memfokuskan pada pikiran, sensasi fisik, perasaan, dan tindakan. Terapis membantu korban dengan cara sebagai berikut.
* Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah menjadi langkah utama dalam terapi kognitif perilaku. Di tahap ini, korban menyadari bahwa mereka mempunyai masalah. Terapis bertugas mengidentifikasi masalah sekaligus mencari akar permasalahan.
* Mencari Solusi
Setelah mengidentifikasi masalah, terapis akan membantu korban dalam menemukan solusi yang tepat secara perlahan-lahan hingga korban tak lagi merasa terbebani atas masalah itu.
* Menentukan Cara Praktis
Selanjutnya, terapis mengarahkan korban untuk menemukan cara praktis dalam memperbaiki pola pikirnya terhadap suatu masalah, sehingga mereka bisa bersikap lebih positif.
* Melatih Kebiasaan Positif
Apabila korban sudah memahami pernasalahannya, terapis akan mendorong korban untuk terus berlatih menerapkan sikap positif setiap kali berhadapan dengan suatu masalah.
2. Manajemen Ansietas
Ansietas artinya perasaan tak terkendali yang merupakan respon terhadap sumber ancaman yang tidak teridentifikasi dengan jelas. Korban pelecehan cenderung mengalami ansietas hingga PTSD. Oleh sebab itu, terapis akan melakukan manajemen ansietas dengan cara di bawah ini.
* Relaksasi
Korban mampu mengontrol kecemasan dan ketakutannya sekaligus membuat otot-otot tubuh lebih santai dengan melakukan relaksasi.
* Mengatur Pernapasan
Di samping itu, terapis juga membantu korban dalam mengatur pernapasan melalui perut pelan-pelan.
* Berlatih untuk Berpikir Positif
Pikiran negatif selalu menghantui korban. Jadi terapis mendorong mereka membuang pikiran negatif dan melatihnya untuk terus berpikir positif saat berhadapan dengan sesuatu yang menimbulkan stress.
* Mengalihkan Pikiran
Bukan hanya mengusir pikiran negatif saja, korban juga harus mampu mengalihkan pikirannya ketika hal-hal yang memicu stress tiba-tiba muncul. Oleh karena itu, peranan terapis sangat krusial dalam melatih korban untuk mengalihkan pikirannya di situasi seperti ini.
* Mengekspresikan Emosi dan Harapan
Sangat penting bagi korban untuk belajar mengekspresikan emosi, pendapat dan harapan tanpa harus menimpakan kesalahan pada orang lain. Mereka dapat melakukan hal ini dengan bantuan terapis secara rutin.
3. Terapi Exposure
Jenis psikoterapi yang juga cukup efektif dalam menangani orang yang mengalami PTSD ialah terapi Exposure. Butuh waktu untuk menyembuhkan trauma pada korban kekerasan maupun pelecehan seksual. Sekalipun mereka tengah menjalani terapi, ada saja situasi yang memicunya mengingat trauma itu.
Terapi Exposure menitikberatkan pada cara korban bersikap saat berhadapan dengan situasi yang mengakibatkan mereka teringat akan rasa ketakutan dan trauma. Intinya, psikoterapi ini bertujuan melatih korban untuk memperoleh kembali cara berperilaku, berpikir dan bertindak dengan baik.
Bimbingan dari seorang terapis profesional secara rutin, perlahan-lahan membuat korban lebih stabil ketika berada di situasi yang berpotensi menimbulkan stres. Banyak yang meyakini bahwa metode ini ampuh untuk mengurangi rasa tertekan, cemas, fobia akibat trauma maupun kelainan.
Para korban yang menjalani terapi ini akan mengalami eksposur yang memicu rasa takut. Eksposur terkontrol terhadap kecemasan dan ketakutan di situasi yang aman, perlahan-lahan akan mengurangi rasa tertekan dan cemas mereka.
Metode terapi eksposur sendiri terbagi menjadi beberapa kategori. Tentu saja metode yang mereka terapkan sesuai dengan gejala yang korban alami. Berikut ini tipe terapi eksposur yang biasa terapis lakukan pada korban.
1. Imajiner
Ketika menjalani eksposur imajiner, terapis menginstruksikan korban untuk membayangkan kembali kejadian pemicu trauma mereka secara rinci. Membayangkan peristiwa di tengah realita yang sudah aman, akan mengurangi rasa tertekan mereka.
2. In vivo
In vivo memungkinkan orang untuk menghadapi situasi pemicu kecemasan dan ketakutan di kehidupan yang nyata. Strategi ini lebih cocok untuk menangani orang yang menderita fobia daripada korban yang mengalami PTSD.
3. Eksposur Interoseptif
Fokus dari eksposur interseptif terletak pada penciptaan sensasi fisik yang menakutkan bagi korban tapi tidak berbahaya. Tujuan dari metode ini untuk melemahkan asosiasi yang tadinya membuat korban ketakutan, perlahan-lahan membuatnya mampu mengelola rasa takut itu.
4. Realitas Virtual
Untuk menerapkan metode ini, terapis membutuhkan teknologi realitas virtual. Cara ini juga cenderung efektif pada penderita fobia. Korban akan terpapar oleh pengalaman yang mirip dengan situasi yang membuatnya takut kemudian berusaha mengurangi ketakutan tersebut.
Rccmsc – Penanganan terhadap korban yang mengalami trauma akibat pelecehan seksual maupun kelainan lainnya mampu mengembalikan kualitas hidup mereka dengan lebih baik. Metode psikoterapis ini juga bermacam-macam sesuai kondisi korban.